Just select text on the page and get instant translation from Google Translate!

Download Free Translator

Eye Eye

Kamis, 07 Juli 2011

Islam Penerus Agama Sebelumnya?

ISLAM MELANJUTKAN AGAMA-AGAMA SEBELUMNYA

Salah satu indikasi orang bertakwa ialah, “Dan mereka yang beriman kepada (wahyu) yang disampaikan kepadamu dan yang disampaikan sebelummu,” (Q. 2: 4). Jadi ketika kita diajari bahwa rukun iman itu ialah percaya kepada semua nabi dan percaya kepada semua kitab suci, maksudnya ialah untuk menegaskan bahwa Islam itu untuk melanjutkan agama-agama yang lalu. Ada garis kontinoum bahwa Islam adalah kelanjutan dari agama Kristen, Kristen adalah kelanjutan dari agama Yahudi dan seterusnya, dalam suatu geneologi yang sangat panjang.
Kalau secara spesifik di situ disebutkan Yahudi dan Kristen karena memang konteksnya adalah Timur Tengah. Tetapi secara umum, al-Qur’an menyatakan bahwa semua umat itu pernah kedatangan Nabi, “Dan pada setiap umat Kami sudah mengutus seorang rasul,” (Q. 16: 36); “Dan pada setiap golongan ada seorang yang memberi bimbingan,” (Q. 13: 7); “Dan pada setiap umat pasti ada padanya seorang pemberi peringatan,” (Q. 35: 24). Definisi umat itu ialah sekumpulan manusia. Karena itu, kalau di Pulau Jawa ada sekumpulan manusia, maka di situ pernah ada rasul. Hanya saja, jangan berharap namanya rasul atau nabi, sebab rasul dan nabi itu bahasa Arab, tetapi yang dimaksud adalah pengajar kebenaran. Dan kita harus beriman kepada semuanya.
Suatu ketika Nabi pernah ditanya, “Berapa jumlah rasul itu ya Nabi?” Jawab Nabi, “Kira-kira tiga ratus tiga belas, tiga ratus lima belas atau lebih dari itu.” Itu rasul. Jumlah nabi lebih banyak lagi. Sebab rasul adalah nabi yang membawa tugas menyampaikan ajarannya kepada orang lain, sedangkan nabi artinya orang yang mendapatkan berita, tetapi bisa hanya untuk dirinya sendiri. Dan jumlah nabi banyak sekali, lebih banyak dari jumlah rasul. Menurut para ahli, seperti Imam Ghazali, jumlahnya sampai tiga belas ribu orang. Dan menurut al-Qur’an, semuanya harus kita percayai. Maka fungsi al-Qur’an untuk umat manusia, seperti ditegaskan sendiri dalam al-Qur’an yang berkenaan dengan bulan puasa), “Pada bulan Ramadan itulah al-Qur’an diturunkan, sebagai petunjuk bagi umat manusia, juga penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda,” (Q. 2: 185).
Kenapa disebut demikian? Karena ada ide kontinum. Kitab Taurat–yang artinya hukum yang diturunkan kepada Nabi Musa–misalnya, itu dimulai dengan The Ten Commandements (Perintah yang Sepuluh) yang diterima Nabi Musa di atas bukit Sinai. Jelas bahwa perintah yang sepuluh itu masih berlaku bagi kita, kecuali satu yang tidak berlaku, yaitu menghormati hari Sabtu. Mengapa tidak berlaku bagi kita? Karena kita sudah lebih maju dan tidak perlu dengan mitologi. Bahwa hari Sabtu itu konsep yang masih berangkat dari mitologi.
Sesuai dengan zamannya, Kitab Genesis itu mengatakan bahwa Tuhan menciptakan langit dan bumi enam hari, kemudian pada hari ketujuh Tuhan lelah dan beristirahat. Maka harinya pun disebut Sabbath, artinya istirahat. Karena Tuhan saja istirahat, maka manusia juga harus istirahat. Mengapa kita setiap seminggu sekali tidak bekerja, itu idenya dari situ sebetulnya. Cuma oleh orang-orang Kristen sejak zaman Konstantin itu diubah menjadi Minggu. Bahwa Konstantin ingin merangkul semuanya, maka dirangkullah orang Kristen dan diambil kepercayaannya, tetapi adatnya sehari-hari disesuaikan dengan kultus kepada matahari, maka hari Sabtu pun diubah menjadi hari Minggu.

0 komentar:

Posting Komentar

Informasi Pilihan Identitas:
*Google/Blogger : Khusus yang punya Account Blogger.
*Lainnya : Jika tidak punya account blogger namun punya alamat Blog atau Website.
*Anonim : Jika tidak ingin mempublikasikan profile anda (tidak disarankan).

Diskusi