Just select text on the page and get instant translation from Google Translate!

Download Free Translator

Eye Eye

Kamis, 07 Juli 2011

Kisah Yesus Kristus

I. Kisah Kehidupan Yesus.

Meskipun setiap Injil ditulis untuk berdiri sendiri, keempat Injil tersebut dapat dipadukan secara harmonic, atau menjadi sebuah kisah tunggal, tentang kehidupan Yesus. Yesus hidup dalam lingkungan Yahudi, dituntun oleh Perjanjian Lama dan pada dasarnya di bawah pengaruh hukum orang Farisi. (Baca "Orang Yahudi pada zaman Perjanjian Baru.")
Orang Yahudi pada zaman Yesus, hidup dalam pengharapan akan berbagai peristiwa besar. Mereka hidup ditindas oleh orang Romawi, namun mereka yakin sekali bahwa Mesias akan segera datang. Banyak kelompok yang menggambarkan Mesias secara berbeda-beda, tetapi hampir tidak ada seorang Yahudi pun pada waktu itu yang hidup tanpa harapan. Beberapa orang dalam bangsa itu mempunyai keyakinan yang benar dan menantikan kedatangan seorang Mesias yang akan menjadi Juruselamat rohani mereka - misalnya Zakharia dan Elisabet, Simeon, Hana, Yusuf dan Maria (Luk. 1:2; Mat. 1:18 dst.). Gerakan pertama Roh Kudus mendatangi orang-orang setia seperti itu, untuk mempersiapkan mereka guna menyambut kelahiran Mesias sejati dari Allah, Yesus Kristus (Luk. 2:27, 36).
Sekitar tahun 6 sM, menjelang berakhirnya masa pemerintahan Herodes di Israel, Imam Zakharia adalah pemimpin di Bait Allah di Yerusalem. Ia sedang membakar ukupan di mezbah selama doa malam, ketika seorang malaikat menampakkan diri kepadanya, serta memberitahukan bahwa akan lahir anaknya yang pertama, seorang anak laki-laki. Anak ini akan mempersiapkan jalan bagi Sang Mesias; roh dan kuasa Elia akan turun ke atasnya (bdg. Luk. 3:3-6) Orang tuanya harus menamakannya Yohanes. Zakharia adalah seorang yang benar-benar saleh, tetapi sulit baginya untuk mempercayai apa yang didengarnya dan sebagai akibatnya ia menjadi bisu sampai Elisabet (istrinya) melahirkan. Anak itu lahir, disunat dan dinamai sesuai dengan perintah Allah. Kemudian Zakharia mendapatkan kembali suaranya dan memuji Tuhan; nyanyian pujian ini disebut Benediktus (Luk. 1:5-25, 27-80).
Tiga bulan sebelum kelahiran Yohanes, malaikat yang sama (Gabriel) menemui Maria. Wanita muda ini bertunangan dengan Yusuf, seorang tukang kayu keturunan Raja Daud (bdg. Yes. 11:1). Malaikat itu berkata kepada Maria bahwa ia akan mengandung seorang anak oleh Roh Kudus, dan ia harus menamainya Yesus. Maria heran ketika mendengar bahwa meskipun dia seorang perawan, ia akan mendapat seorang anak yang merupakan Putra tunggal Allah dan Juruselamat umat-Nya (Luk. 1:32-35; bdg. Mat. 1:21). Namun, ia menerima pesan ini dengan sangat lemah lembut, berbahagia karena ia hidup dalam kehendak Allah (Luk. 1:38).
Malaikat Gabriel juga memberi tahu kepada Maria bahwa kerabatnya, Elisabet, sedang mengandung, dan Maria segera menemui Elisabet untuk berbagi kebahagiaan bersama. Ketika kedua wanita yang saleh ini bertemu, Elisabet menyambut Maria sebagai ibu Tuhannya (Luk. 1:39-45). Maria tiba-tiba menyanyikan pujian (Nyanyian Maria, Luk. 1:46-56). Ia tinggal selama tiga bulan bersama Elisabet sebelum pulang.
Yusuf, tunangan Maria, benar-benar terkejut ketika mengetahui apa yang tampaknya terjadi sebagai akibat dosa yang dahsyat yang telah diperbuat Maria (Mat. 1:19). Ia memutuskan untuk menceraikannya secara diam-diam. Kemudian seorang malaikat menampakkan diri dalam mimpinya serta menjelaskan situasi tersebut kepadanya, dan meminta dia untuk menikahi calon istrinya seperti yang sudah direncanakan.
Yesus lahir di Kota Betlehem. Pasangan pengantin baru tersebut telah disuruh pergi ke tempat oleh perintah Kaisar Agustus (Luk. 2:1). Demikianlah nubuat dalam Mikha 5:1 terpenuhi.
Dari seluruh penjuru kekaisaran itu, orang-orang Yahudi harus kembali ke kota-kota leluhur mereka untuk didaftar agar dapat membayar pajak. Sensus ini dilakukan ketika Kirenius (Quirinius) menjadi gubenur di Siria untuk pertama kalinya. Setelah tiba di Betlehem, Maria dan Yusuf tidak mendapatkan penginapan kecuali sebuah kandang (kemungkinan sebuah goa yang dipakai sebagai kandang ternak). Di sanalah Anak Allah yang kekal dilahirkan. Ia dibungkus dengan kain lampin dan dibaringkan dalam palungan. Tidak lama setelah kelahiran-Nya, para gembala datang untuk melihat Dia; para malaikat telah memberitakan hal tersebut kepada mereka ketika mereka sedang menggembalakan kawanan domba. Jika tidak, manusia tidak memperhatikan peristiwa tersebut

0 komentar:

Posting Komentar

Informasi Pilihan Identitas:
*Google/Blogger : Khusus yang punya Account Blogger.
*Lainnya : Jika tidak punya account blogger namun punya alamat Blog atau Website.
*Anonim : Jika tidak ingin mempublikasikan profile anda (tidak disarankan).

Diskusi